REPORTASE PERKULIAHAN KE TIGA
Nama
: Risha Ardhanty
NPM
: 15120079
Kelas
: 7 B
Mengenali diri Sendiri
Seperti halnya rasa kemerdekaan seseorang ada 3
macam, salah satunya yaitu dapat mengukur dirinya sendiri. Memahami dan mengenali kemampuan diri
sendiri berarti seseorang tersebut sadar diri. Kesadaran
diri merupakan pondasi paling besar yang membangun seluruh kecerdasan
emosional. Jika kita tidak tahu siapa diri kita atau apa yang kita rasakan
lantas bagaimana cara kita bisa mengetahui dan atau memahami
seseorang atau apa yang orang Adapun manusia mampu meterampilan
fasilitasi untuk mengelola dan memantau emosi orang lain serta memahami
perbedaan emosi diantara mereka dan memanfaatkannya dalam memantau. Pikiran dan tindakan mereka, memerlukan kesadaran diri. Dalam
konteks seorang fasilitator lapangan, maka memahami dan mengenali kemampuan
diri sendiri itu penting karena sebagai orang yang hadir di tengah masyarakat
untuk menggerakkan mereka dalam melakukan perubahan tentunya harus memiliki
keyakinan dan kepercayaan diri. Dengan mengenal dan memahami
kemampuan diri ini akan memberikan keyakinan serta percaya diri seseorang dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai fasilitator
lapangan. Jadi mengenali dan memahami kemampuan diri itu penting sebagai salah
satu bagian yang mampu membangkitkan keyakinan dan kepercayaan diri kita. Pada
akhirnya, kemampuan memahami dan menggunakan kekuatan emosional kita dengan
bijaksana menjadi keharusan seorang.
Adapun didalam diri sesorang atau
manusia terdapat Dzat, Sifat, Asma, dan af'al.
1. Dzat
Dimana
dzat adalah asensi pokok dari diri manusia, Dzat
wajibul wujud yang wajib adanya. Allah SWT merupakan Dzat yang berdiri sendiri
tanpa adanya ketergantungan pada dzat yang lain. Sangat berbeda dengan manusia
yang membutuhkan Allah untuk bisa hidup. Adanya alam, malaikat, jin, dan
manusia itu tercipta karena adanya akibat dari adanya Dzat Allah. Semua ada
karena Dzat yang Maha Qadim. arti lain dzat yaitu Dzat
Allah merupakan perwujudan dari adanya Allah SWT. Sama halnya manusia ada, karena
Allah dan dzat-Nya ada. Allah SWT merupakan zat pribadi dimana zat pribadi
merupakan satu perwujudan yang berdiri sendiri tanpa adanya ketergantungan pada
dzat yang lain. Sangat berbeda dengan manusia yang membutuhkan Allah untuk bisa
hidup. Adanya alam, malaikat, jin, dan manusia itu tercipta karena adanya
akibat dari adanya dzat Allah. Semua ada karena dzat yang maha qadim.Dzat Allah
SWT memiliki sifat-sifat yaitu sifat yang wajib, sifat yang mustahil bagi
allah, dan sifat yang ada pada dzat Allah.
2.
Sifat
Sedangkan
Sifat Sebagai Sang Khalik, Allah swt
memiliki sifat-sifat yang tentunya tidak sama dengan sifat yang dimiliki oleh
manusia dengan makhluk lainnya. Mengenal sifat-sifat Allah dapat meningkatkan
keimanan kita. Seseorang yang mengaku mengenal dan meyakini Allah itu ada namun
ia tidak mengenal sifat Allah, maka ia perlu lebih mendekatkan diri kepada
Allah swt. Mengenal sifat-sifat Allah dapat meningkatkan keimanan kita.
Seseorang yang mengaku mengenal dan meyakini Allah itu ada namun ia tidak
mengenal sifat Allah, maka ia perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah swt,
adapun sifat-sifat Allah yang wajib kita
imani ada 20.
Sifat-sifat
yang dimiliki oleh Allah merupakan dzat pribadi-Nya.
Tempat titik tujuannya adalah sifat manusia. Contoh nyata manusia melihat maka
sifat Allah adalah melihat, manusia mendengar maka sifat Allah adalah melihat,
manusia berkata-kata maka sifat Allah berkata-kata, manusia mempunyai daya maka
sifat Allah Berkuasa, manusia hidup maka sifat Allah adalah hidup namun sifat
Allah lebih segalanya dan tidak bisa dibandingkan dengan manusia.
3. Asma
Asma
merupakan realitas dan juga diartikan sebagai nama, Firman Allah. Allah mempunyai
asmaul husna, maka bermohonlah kepada Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-nama Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan Adanya bumi, langit, manusia, malaikat, jin,
surga, neraka dan yang lainnya dan Ah'al adalah aksi
atau tindakan, Af’al Allah adalah perbuatan Allah.
Bahwa segala yang ada yaitu alam semesta ini dan segala isinya termasuk
manusia.
4. Ah'al
Ah’al adalah
aksi atau tindakan, atau diartikan juga sudah membendung didalam diri bukan
hanya fisik, tetapi keluarga serta anak dari siapa, bukan hanya arti dari
sebuah nama tersebut. Seperti halnya kata jasmani dan rohani, kata
tersebut tidak dapat dipisahkan, karena suatu satu kesatuan. Sedangkan
olahraga secara fisik, ada raga yang kasar dan ada raga yang halus. Bukan
halnya secara fisik yang dipisah, tetapi secara psikisnya yang dipisah. Af’al (perbuatan) Allah SWT merupakan Af’al Allah adapun Af’al diartikan
juga sesuatu yang sudah
membendung didalam diri bukan hanya fisik, tetapi keluarga serta anak dari
siapa, bukan hanya arti dari sebuah nama tersebut. Af’al Allah diketahui
bahwa untung baik (seperti beriman) dan untung jahat (seperti kafir) semuanya
sudah ditetapkan oleh Allah. Allah tidak bisa disalahkan karena pada diri
manusia Allah mengaruniakan hati agar manusia bisa bebas memilih sendiri antara
baik dan buruk maksudnya Allah tetap memerikan kebebasan pada manusia dalam
menentukan nasib dirinya sendiri, semuanya memang sudah di tetapkan dan
dituliskan tentang nasib setiap mahkluk di lauhul mahfuzd (di dalam kitab
ketentuan nasib tiap mahkluk) oleh Allah dan yang ditetapkan dan di tuliskan
itu tidak akan di ubah lagi, walau pada lauhul mahfuzh tidak berubah lagi akan
tetapi pada Allah yaitu pada hak Allah ta'ala masih bisa berubah sesuai dengan
kehendak Nya karena Allah bersifat jaiz (harus) yaitu boleh menjadikan atau
tidak menjadikan sesuatu sesuai kehendak Nya (ini hak mutlak Allah).
Kesimpulannya seseorang kafir itu bukan kehendak Allah tapi kehendak
dirinya. Allah itu adil bila kita berbaik sangka kepada Nya maka Dia pun baik
dengan kita begitu juga sebaliknya.
Perbuatan yang terjadi digolongkan pada:
1. Baik
pada bentuk (rupa) dan isi (hakekatnya) seperti iman dan taat
2. Buruk
pada bentuk (rupa) namun baik pada pengertian isi (hakekat) seperti kufur dan
maksiat.
Namun perlu digaris bawahi bahwa
tidak akan ada perbuatan buruk pada diri manusia jika manusianya sendiri tidak
melakukan hal yang buruk pada dirinya sendiri.
Seperti yang diutarakan oleh Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa
manusia adalah titah Tuhan yang terkonstruksi dari raga kasar dan raga halus
atau sering disebut dengan Jasmani dan Ruh. Ki Hadjar Dewantara menggunakan pendekatan
kosmologi yakni ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta
berskala besar. Sehingga beliau memiliki suatu pemahaman yang begitu
luas. Jasmani yaitu raga manusia yang tampak seperti anggota tubuh manusia berupa
fisik kita sedangkan Ruh adalah raga halus yang tidak terlihat. Sebagai manusia
hendaknya kita mengenali diri kita sendiri, mengenali kekurangan dan kelebihan
kita supaya kita dapat mengembangkan potensi dalam diri dan mengatasi segala
permasalahan yang muncul.
Penguasaan diri adalah cara
agar dapat mengendalikan diri dan memposisikan diri. Bagaimana seseorang dapat
bertidak dan berinteraksi kepada orang lain. Sebagai halnya seorang pendidik,
seorang pendidik harus bisa mengatur diri agar dapat memanusiakan manusia atau
menghargai dan memposisikan dirinya.
Manusia mengnterpretasi atau melalukan proses secara lisan melalui gerakan tubuh sedangkan Tuhan sebagai dzat. Gerakan Tuhan berada di dalam gerakan manusia. Adapun cara untuk mendekati juga berbeda-beda. Cara menangani serta mengolah diri berangkat dari cara Tuhan menitipkan asma-asma Tuhan ke manusia.Semakin manusia penasaran akan wujud Tuhan maka semakin tidak nampak. Mengenali akan menjadi lebih tepat dengan cara berdo'a dan alam semesta.
Titah Tuhan hadir melalu
realitas kebutuhan Asmanya. Memandang
siapa Tuhan tergantung pada diri orang masing- masing. Citra dibangun
berdasarkan ralitas/ asma. Jika realitas sudah dibangun pada diri sendiri maka
citra akan berjalan dengan sendirinya.
Melihat orang berdasarkan tindakan mengenali diri, mengolah, dan menangani.
Berangkat dari cara Tuhan menitipkan sifat- sifat dan asma- asma Allah kepada Manusia.
Terima kasih
Komentar
Posting Komentar